Manusia adalah makhluk sosial yang saling perlu dan memerlukan antara satu sama lain. Saling tolong menolong sudah menjadi kewajiban kita untuk membantu yang sedang kesusahan, tetapi kita harus ikhlas jangan mengharapkan imbalan, jika mengharapkan dari manusia kita mungkin akan hanya mendapatkan kecewa, tetapi jika mengharapkan dari Allah SWT akan mendapatkan lebih.
Terdapat kisah yang menarik tentang kecewa karena pamrih, dimana seseorang yang mengharap pamrih hanya mendapatkan rasa kecewa dan menyesal.
Said bin al-ash adalah laki-laki kaya yang selalu mengharap pamrih. Suatu ketika, budaknya menderita suatu penyakit. Si budak sangat sedih karena tidak ada seorang pun yang peduli dan mau menengoknya ketika ia sakit.
Budak itu merasa putus asa. Ia lalu memohon pada Said agar mau datang menjenguknya. Budak itu berkata, "Tuan, saya memiliki uang tiga puluh ribu dirham yang saya simpan di dalam tanah. Jika saya meninggal, ambil saja uang itu!"
Said terkejut mendengar ucapan budaknya. Sejak saat itu, Said menaruh perhatian pada budaknya. Ia lalu menyuruh seseorang merawat dan memenuhi segala yang dibutuhkan oleh budaknya itu.
Pada hari yang telah ditentukan Allah SWT, budak itu meninggal dunia. Said pun membeli kain kafan yang bagus serta mengurus jenazah budaknya. Setelah acara pemakaman, ia segera menggali tanah di sekitar rumahnya. Namun, ia sangat kecewa ketika tidak mendapatkan uang itu. Sementara itu, penjual kain kafan selalu datang menagih utang. Said kemudian berkata, "Aku akan membongkar makamnya dan akan menarik kain kafan yang dipakainya."
Si pedagang kain kafan tidak peduli dengan apa yang dikatan Said. Ia hanya menginginkan uang kain kafan itu segera dibayar.
Mengharap pamrih ketika melakukan kebaikan seringkali menjadikan pelakunya kecewa dan menyesal.
Terdapat kisah yang menarik tentang kecewa karena pamrih, dimana seseorang yang mengharap pamrih hanya mendapatkan rasa kecewa dan menyesal.
Said bin al-ash adalah laki-laki kaya yang selalu mengharap pamrih. Suatu ketika, budaknya menderita suatu penyakit. Si budak sangat sedih karena tidak ada seorang pun yang peduli dan mau menengoknya ketika ia sakit.
Budak itu merasa putus asa. Ia lalu memohon pada Said agar mau datang menjenguknya. Budak itu berkata, "Tuan, saya memiliki uang tiga puluh ribu dirham yang saya simpan di dalam tanah. Jika saya meninggal, ambil saja uang itu!"
Said terkejut mendengar ucapan budaknya. Sejak saat itu, Said menaruh perhatian pada budaknya. Ia lalu menyuruh seseorang merawat dan memenuhi segala yang dibutuhkan oleh budaknya itu.
Pada hari yang telah ditentukan Allah SWT, budak itu meninggal dunia. Said pun membeli kain kafan yang bagus serta mengurus jenazah budaknya. Setelah acara pemakaman, ia segera menggali tanah di sekitar rumahnya. Namun, ia sangat kecewa ketika tidak mendapatkan uang itu. Sementara itu, penjual kain kafan selalu datang menagih utang. Said kemudian berkata, "Aku akan membongkar makamnya dan akan menarik kain kafan yang dipakainya."
Si pedagang kain kafan tidak peduli dengan apa yang dikatan Said. Ia hanya menginginkan uang kain kafan itu segera dibayar.
Mengharap pamrih ketika melakukan kebaikan seringkali menjadikan pelakunya kecewa dan menyesal.
No comments:
Post a Comment