Mengikuti Bacaan Muazin - Jika seseorang mendengar azan, hendaknya dia mengikuti bacaan tersebut berdasaran sabda Nabi Saw., "Jika kalian mendengar panggilan azan ucapkanlah seperti apa
yang diucapkan oleh muazin" (HR Jamaah).
Menjawab azan sama seperti apa yang diucapkan muazin, kecuali ketika muazin mengucapkan
حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ dan حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ maka, jawabannya adalah لا حول ولا قوة إلا بالله.
Apabila pada azan shubuh muazin mengucapkan
اَلصَّلاَةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ, jawabannya adalah صدقت وبررت وانا على ذلك من الشّاهدين.
Mengenai keutamaan serta pahala yang didapat jika menjawab seruan muazin, Rasulullah Saw. menerangkan, "Jika muazin mengucapkan اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ, salah seorang di antara kalian mengucapkan اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ lalu, bila muazin mengucapkan أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ إِلَّااللهُ, seseorang mengucapkan أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ إِلَّااللهُ. Saat muazin mengucapkan اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ, seseorang mengucapkan اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ. Kemudian, bila muazin mengucapkan حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ, seseorang mengucapkan لا حول ولا قوة إلا بالله. Bila muazin mengucapkan حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ, seseorang mengucapkan لا حول ولا قوة إلا بالله. Lalu bila muazin mengucapkan اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ, seseorang mengucapkan اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ. Kemudian bila muazin mengucapkan لَا إِلٰهَ إِلَّااللهُ, seseorang mengucapkanلَا إِلٰهَ إِلَّااللهُ. Apabila semua itu diucapkan dari lubuk hatinya, niscaya orang itu akan masuk surga"(HR Muslim dan Abu Dawud).
Imam Nawawi berkata, "Para sahabat menerangkan, 'Disunnahkan bagi para pendengar untuk mengikuti bacaan muazin, kecuali pada ... dan ... karena menunjukkan ridha dan persetujuan atas maksudnya.'"
Berkata para ulama, "Disunnahkan menjawab azan bagi semua pendengar, baik yang suci maupun yang berhadas, junub, dan haid, karena itu merupakan zikir, sedang semuanya layak untuk menjadi ahli zikir." Namun, dikecualikan bagi orang yang sedang dalam keadaan shalat, sedang di dalam toilet (WC), atau sedang bersanggama. Jika sudah keluar dari toilet, hendaklah dia menjawabnya.
Dan jika sedang membaca Al-Quran, zikir, belajar, dan lain-lain, hendaklah dia menghentikannya, lalu menjawab muazin, kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya bila dikehandikanya. Jika seseorang sedang shalat, baik fardhu maupun sunnah, menurut Imam Al-Syafi'i dan para sahabatnya, tidaklah perlu menjawabnya. Setelah selesai shalat, barulah boleh menjawabnya.
Imam Ahmad berkata, "Jika seseorang masuk masjid dan mendengar azan, disunnahkan menjawabnya dan menunggu azan sampai selesai dengan maksud menghimpun dua keutamaan. Namun, jika tidak menjawabnya dan langsung mengerjakan shalat, tidak apa-apa."
yang diucapkan oleh muazin" (HR Jamaah).
Menjawab azan sama seperti apa yang diucapkan muazin, kecuali ketika muazin mengucapkan
حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ dan حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ maka, jawabannya adalah لا حول ولا قوة إلا بالله.
Apabila pada azan shubuh muazin mengucapkan
اَلصَّلاَةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ, jawabannya adalah صدقت وبررت وانا على ذلك من الشّاهدين.
Mengenai keutamaan serta pahala yang didapat jika menjawab seruan muazin, Rasulullah Saw. menerangkan, "Jika muazin mengucapkan اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ, salah seorang di antara kalian mengucapkan اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ lalu, bila muazin mengucapkan أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ إِلَّااللهُ, seseorang mengucapkan أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ إِلَّااللهُ. Saat muazin mengucapkan اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ, seseorang mengucapkan اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ. Kemudian, bila muazin mengucapkan حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ, seseorang mengucapkan لا حول ولا قوة إلا بالله. Bila muazin mengucapkan حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ, seseorang mengucapkan لا حول ولا قوة إلا بالله. Lalu bila muazin mengucapkan اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ, seseorang mengucapkan اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ. Kemudian bila muazin mengucapkan لَا إِلٰهَ إِلَّااللهُ, seseorang mengucapkanلَا إِلٰهَ إِلَّااللهُ. Apabila semua itu diucapkan dari lubuk hatinya, niscaya orang itu akan masuk surga"(HR Muslim dan Abu Dawud).
Imam Nawawi berkata, "Para sahabat menerangkan, 'Disunnahkan bagi para pendengar untuk mengikuti bacaan muazin, kecuali pada ... dan ... karena menunjukkan ridha dan persetujuan atas maksudnya.'"
Berkata para ulama, "Disunnahkan menjawab azan bagi semua pendengar, baik yang suci maupun yang berhadas, junub, dan haid, karena itu merupakan zikir, sedang semuanya layak untuk menjadi ahli zikir." Namun, dikecualikan bagi orang yang sedang dalam keadaan shalat, sedang di dalam toilet (WC), atau sedang bersanggama. Jika sudah keluar dari toilet, hendaklah dia menjawabnya.
Dan jika sedang membaca Al-Quran, zikir, belajar, dan lain-lain, hendaklah dia menghentikannya, lalu menjawab muazin, kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya bila dikehandikanya. Jika seseorang sedang shalat, baik fardhu maupun sunnah, menurut Imam Al-Syafi'i dan para sahabatnya, tidaklah perlu menjawabnya. Setelah selesai shalat, barulah boleh menjawabnya.
Imam Ahmad berkata, "Jika seseorang masuk masjid dan mendengar azan, disunnahkan menjawabnya dan menunggu azan sampai selesai dengan maksud menghimpun dua keutamaan. Namun, jika tidak menjawabnya dan langsung mengerjakan shalat, tidak apa-apa."