Terbentuknya negara Madinah membuat Islam
makin kuat. Pada sisi lain, timbul kekhawatiran dan kecemasan yang amat
tinggi di kalangan Quraisy dan musuh-musuh Islam lainnya. Kenyataan ini
mendorong orang Quraisy dan yang lainnya melakukan berbagai macam bentuk
ancaman dan gangguan. Untuk itu, Nabi Muhammad saw. mengatur siasat dan
membentuk pasukan perang serta mengadakan perjanjian dengan berbagai
kabilah yang ada di sekitar Madinah. Upaya kaum muslimin mempertahankan
Madinah melahirkan banyak peperangan. Berikut diuraikan beberapa
peperangan yang terjadi antara kaum muslimin dengan musuh-musuh mereka.
a. Perang Badar
Perang Badar merupakan peperangan yang pertama kali terjadi dalam sejarah Islam. Perang ini berlangsung antara kaum muslimin melawan musyrikin Quraisy. Peperangan ini terjadi pada tanggal 8 Ramadan tahun ke-2 Hijrah. Dengan perlengkapan yang sederhana, Nabi Muhammad saw. dengan 305 orang pasukannya berangkat ke luar Madinah. Kira-kira 120 km dari Madinah, tepatnya di Badar, pasukan Nabi bertemu dengan pasukan Quraisy berjumlah antara 900 – 1.000 orang. Dalam peperangan ini, Nabi dan kaum muslimin berhasil memperoleh kemenangan.
Perang Badar merupakan peperangan yang pertama kali terjadi dalam sejarah Islam. Perang ini berlangsung antara kaum muslimin melawan musyrikin Quraisy. Peperangan ini terjadi pada tanggal 8 Ramadan tahun ke-2 Hijrah. Dengan perlengkapan yang sederhana, Nabi Muhammad saw. dengan 305 orang pasukannya berangkat ke luar Madinah. Kira-kira 120 km dari Madinah, tepatnya di Badar, pasukan Nabi bertemu dengan pasukan Quraisy berjumlah antara 900 – 1.000 orang. Dalam peperangan ini, Nabi dan kaum muslimin berhasil memperoleh kemenangan.
Setelah
kemenangan ini, salah satu suku Badui yang kuat tertarik untuk mengikat
perjanjian damai dengan Nabi Muhammad saw. Tak lama kemudian, Nabi
menyerang suku Yahudi Madinah dan Qainuqa’ yang turut berkomplot dengan
orang Quraisy Mekah. Orang-orang Yahudi ini akhirnya meninggalkan
Madinah dan menetap di Adri’at, perbatasan Syria.
b. Perang Uhud
Kekalahan dalam Perang Badar makin menimbulkan kebencian Quraisy kepada kaum muslimin. Karena itu, mereka bersumpah akan menuntut balas kekalahan tersebut. Maka pada tahun ke-3 Hijrah, mereka berangkat ke Madinah dengan membawa 3000 pasukan berunta, 200 pasukan berkuda, dan 700 orang di antara mereka memakai baju besi. Pasukan ini dipimpin oleh Khalid bin Walid. Kedatangan pasukan Quraisy ini disambut Nabi Muhammad saw. dengan sekitar 1.000 pasukan.
Kekalahan dalam Perang Badar makin menimbulkan kebencian Quraisy kepada kaum muslimin. Karena itu, mereka bersumpah akan menuntut balas kekalahan tersebut. Maka pada tahun ke-3 Hijrah, mereka berangkat ke Madinah dengan membawa 3000 pasukan berunta, 200 pasukan berkuda, dan 700 orang di antara mereka memakai baju besi. Pasukan ini dipimpin oleh Khalid bin Walid. Kedatangan pasukan Quraisy ini disambut Nabi Muhammad saw. dengan sekitar 1.000 pasukan.
Ketika
pasukan Nabi Muhammad saw. melewati batas kota, Abdullah bin Ubay
menarik 300 pasukan yang terdiri dari orang Yahudi dan kembali ke
Madinah. Dengan pasukan yang masih tersisa, 700 orang, Nabi Muhammad
saw. melanjutkan perjalanan. Pasukan Nabi Muhammad saw. dan pasukan
Quraisy bertemu di Bukit Uhud. Perang besar pun berkobar. Mula-mula
pasukan berkuda Khalid bin Walid gagal menembus dan menaklukkan pasukan
pemanah Nabi. Pasukan Quraisy kocar-kacir. Namun, kemenangan yang sudah
di ambang pintu gagal diraih karena pasukan Nabi Muhammad saw., termasuk
pasukan pemanah, tergoda oleh harta peninggalan musuh.
Pasukan
Khalid bin Walid berbalik menyerang; pasukan pemanah dapat dilumpuhkan
dan satu per satu pasukan Nabi berguguran di medan pertempuran. Dalam
pertempuran ini, sekitar 70 orang pasukan Nabi gugur sebagai syuhada’.
Setelah peperangan ini, Nabi Muhammad saw. menindak tegas Abdullah bin
Ubay dan pasukannya. Bani Nadir, satu dari dua suku Yahudi Madinah yang
berkomplot dengan Abdullah bin Ubay, diusir dari Madinah. Kebanyakan
mereka pergi dan menetap di Khaibar.
c. Perang Ahzab/Khandaq
Bani Nadir yang menetap di Khaibar berkomplot dengan musyrikin Quraisy untuk menyerang Madinah. Pasukan gabungan mereka berkekuatan 24.000 pasukan. Pasukan ini berangkat ke Madinah pada tahun ke-5 Hijrah. Atas usul Salman al-Farisi, umat Islam menggali Parit untuk pertahanan. Oleh karena itu, perang ini disebut dengan Perang Khandaq (Parit). Selain itu, peperangan ini disebut dengan Perang Ahzab (sekutu beberapa suku) karena Bani Nadir (orang Yahudi yang terusir dari Madinah), musyrikin Quraisy, dan beberapa suku Arab yang masih musyrik berkomplot melawan pasukan Islam.
Bani Nadir yang menetap di Khaibar berkomplot dengan musyrikin Quraisy untuk menyerang Madinah. Pasukan gabungan mereka berkekuatan 24.000 pasukan. Pasukan ini berangkat ke Madinah pada tahun ke-5 Hijrah. Atas usul Salman al-Farisi, umat Islam menggali Parit untuk pertahanan. Oleh karena itu, perang ini disebut dengan Perang Khandaq (Parit). Selain itu, peperangan ini disebut dengan Perang Ahzab (sekutu beberapa suku) karena Bani Nadir (orang Yahudi yang terusir dari Madinah), musyrikin Quraisy, dan beberapa suku Arab yang masih musyrik berkomplot melawan pasukan Islam.
Pasukan
musuh yang hendak masuk ke Madinah tertahan oleh parit. Karena itu,
mereka mengepung Madinah dengan membangun kemahkemah di luar parit.
Pengepungan ini berlangsung selama satu bulan dan berakhir setelah badai
kencang menerpa dan memporak-porandakan kemah-kemah mereka. Kenyataan
ini memaksa pasukan Ahzab menghentikan pengepungan dan kembali ke negeri
masing-masing tanpa mendapat hasil apa pun.
Dalam
suasana kritis, orang-orang Yahudi dan Bani Quraizah di bawah pimpinan
Ka’ab bin Asad melakukan pengkhiatan. Setelah musuh menghentikan
pengepungan dan meninggalkan Madinah, para pengkhianat itu dihukum mati.
d. Perang Hunain
Meskipun Mekah telah ditaklukkan, tidak semua suku Arab bersedia tunduk pada Nabi Muhammad saw. Ada dua suku yang masih melakukan perlawanan terhadap Nabi Muhammad saw., yaitu Bani Saqif di Taif dan Bani Hawazin di antara Mekah dan Taif. Kedua suku ini berkomplot melawan Nabi Muhammad saw. dengan alasan menuntut balas atas berhala-berhala mereka (yang ada di Ka’bah) yang dihancurkan oleh tentara Islam ketika penaklukan Mekah.
Meskipun Mekah telah ditaklukkan, tidak semua suku Arab bersedia tunduk pada Nabi Muhammad saw. Ada dua suku yang masih melakukan perlawanan terhadap Nabi Muhammad saw., yaitu Bani Saqif di Taif dan Bani Hawazin di antara Mekah dan Taif. Kedua suku ini berkomplot melawan Nabi Muhammad saw. dengan alasan menuntut balas atas berhala-berhala mereka (yang ada di Ka’bah) yang dihancurkan oleh tentara Islam ketika penaklukan Mekah.
Dengan
kekuatan 12.000 pasukan di bawah pimpinan Nabi Muhammad saw., tentara
Islam berangkat menuju Hunain. Dalam waktu singkat Nabi dan pasukannya
dapat menumpas pasukan musuh. Dengan takluknya Bani Saqif dan Bani
Hawazin, seluruh jazirah Arab di bawah kekuasaan Nabi Muhammad saw.
e. Perang Tabuk
Perang Tabuk merupakan perang terakhir yang diikuti oleh Nabi Muhammad saw.. Perang ini terjadi karena kecemburuan dan kekhawatiran Heraklius atas keberhasilan Nabi Muhammad saw. menguasai seluruh jazirah Arab. Untuk itu, Heraklius menyusun kekuatan yang sangat besar di utara Jazirah Arab dan Syria yang merupakan daerah taklukan Romawi. Dalam pasukan besar ini bergabung Bani Gassan dan Bani Lachmides.
Menghadapi
peperangan ini, banyak sekali kaum muslimin yang “mendaftar” untuk
turut berperang. Olah karena itu, terhimpun pasukan yang sangat besar.
Melihat besarnya jumlah tentara Islam, pasukan Romawi menjadi ciut
nyalinya dan kemudian menarik diri, kembali ke negerinya. Nabi tidak
melakukan pengejaran, tetapi berkemah di Tabuk. Dalam kesempatan ini,
Nabi membuat perjanjian dengan penduduk setempat. Dengan demikian,
wilayah perbatasan itu dapat dikuasai dan dirangkul masuk dalam barisan
Islam. Perang Tabuk merupakan perang terakhir yang diikuti oleh Nabi Muhammad saw.. Perang ini terjadi karena kecemburuan dan kekhawatiran Heraklius atas keberhasilan Nabi Muhammad saw. menguasai seluruh jazirah Arab. Untuk itu, Heraklius menyusun kekuatan yang sangat besar di utara Jazirah Arab dan Syria yang merupakan daerah taklukan Romawi. Dalam pasukan besar ini bergabung Bani Gassan dan Bani Lachmides.
No comments:
Post a Comment